11-MARET-2013 IBD(ILMUBUDAYADASAR)
IDHAM DWIRAHMANTO NPM:13112554
“ Budaya"
A. PENGERTIAN BUDAYA
Dalam kehidupan
sehari-hari sering kita dengar kata Budaya atau kebudayaan.
Namun, apakah kita mengetahui definisi atau arti dari kebudayaan itu sendiri ?
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kabudayaan alangkah baiknya kita ketahui
pengertiannya terlebih dahulu. Budaya atau kebudayaan pada awal mulanya
berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Adapun dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Selain itu, budaya adalah suatu
pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Budaya memiliki banyak pengertian dilihat dari sudut pandang, bahasa dan
tokoh yang mengartikannya. Dibawah ini terdapat beberapa pengertian atau definisi tentang
budaaya menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :
Ø KROEBER dan KLUCKHOHN
Budaya
menurut definisi deskriptif: Cenderung melihat budaya sebagai totalitas komprehensif yang
menyusun keseluruhan hidup sosial sekaligus menunjukkan sejumlah ranah (bidang
kajian) yang membentuk budaya.
Budaya
menurut difinisi historis : Cenderung melihat budaya sebagai warisan yang dialihturunkan
dari generasi satu ke generasi berikutnya.
Budaya
menurut definisi normatif: Bisa mengambil 2 bentuk. Yang pertama, budaya adalah aturan
atau jalan hidup yang membentuk pola-pola perilaku dan tindakn yang konkret.
Yang kedua, menekankan peran gugus nilai tanpa mengacu pada perilaku.
Budaya
menurut definisi psikologis: Cenderung memberi tekanan pada peran budaya sebagai piranti
pemecahan masalah yang membuat orang bisa berkomunikasi, belajar, atau memenuhi
kebutuhan material maupun emosionalnya.
Budaya
menurut definisi struktural: Mau menunjuk pada hubungan atau keterkaitan antara aspek-aspek
yang terpisah dari budaya sekaligus menyoroti fakta bahwa budaya adalah
abstraksi yang berbeda dari perilaku konkret.
Budaya
dilihat dari definisi genetis: Definisi budaya yang melihat asal usul bagaimana budaya itu
bisa eksis atau tetap bertahan. Definisi ini cenderung melihat budaya lahir
dari interaksi antar manusia dan tetap bisa bertahan karena ditransmisikan dari
satu generasi ke generasiberikutnya.
Ø LEHMAN, HIMSTREET, dan BATTY
Budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman
hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat
tentu saja sangatlah banyak dan variatif, termasuk di dalamnya bagaimana
perilaku dan keyakinan atau kepercayaan masyarakat itu sendiri.
Ø MOFSTEDE
Budaya
diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pikiran yang membedakan
anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya. Dalam hal ini, bisa
dikatan juga bahwa budaya adalah pemrograman kolektif yang menggambarkan suatu
proses yang mengikat setiap orang segera setelah kita lahir di dunia.
Ø BOVEE dan THILL
Budaya adalah system sharing atas
simbol-simbol kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk
berperilaku.
Ø MURPHY dan HILDEBRANDT
Budaya
diartikan sebagai tipikal karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.
Pengertian in juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan non verbal dalam
suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok tersebut dan cenderung unik
atau berbeda dengan yang lainnya.
Ø MITCHEL
Budaya
merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan, standar , pengetahuan,
moral hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu - individu dan
masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak, berperasaan, dan
memandang dirinya serta orang lain.
Dari beberapa definisi budaya menurut para ahli diatas, bisa
diambil kesimpulan tentang beberapa hal penting yang dicakup dalam arti
budaya yaitu: sekumpulan pengalaman hidup, pemrograman kolektif, system
sharing, dan tipikal karakteristik perilaku setiap individu yang ada dalam
suatu masyarakat, termasuk di dalamnya tentang bagaimana sistem nilai, norma,
simbol-simbol dan kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.
Dalam beberapa kasus terdapat alasan mengapa orang
mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain hal ini
dapat dijelaskan dalam definisi budaya yaitu : Budaya adalah suatu perangkat
rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung
pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan
"kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut
membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan
menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan
suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
B. TINGKATAN BUDAYA
Budaya sendiri mempunyai beberapa tingkatan yang secara praktis bisa
dijelaskan seperti berikut ini :
Tingkat
formal :
Dalam tingkat formal, budaya merupakan sebuah tradisi atau
kebiasaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara turun menurun dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
Tingkat
informal :
Pada tingkatan informal ini, budaya banyak diteruskan oleh
suatu masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang
didengar, dilihat, dipakai, dan dilakukan tanpa diketahui alasannya mengapa hal
itu dilakukan
Tingkat
teknis:
Pada tingkat teknis ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan
hal yang paling penting. Sehingga terdapat penjelasan logis mengapa sesuatu
harus dilakukan dan yang lain tidak boleh dilakukan.
C. UNSUR-UNSUR BUDAYA
Kebudayaan terdiri dari
unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil. Unsur – unsur tersebut merupakan
bagian dari suatu kebulatan yang bersifat sebagai kesatuan. Beberapa orang
telah mencoba merumuskan unsur – unsur pokok kebudayaan. Misalnya Melville
J. Herkovits mengajukan pendapatnya tentang kebudayaan. Dikatakan bahwa
hanya ada empat unsur kebudayaan. Yaitu : alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik.
C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul
Universal Categories of Culture mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan
universal, yaitu :
·
Sistem Religi ( Sistem Kepercayaan )
Merupakan produk manusia
sebagai homo religieus. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan
luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha
besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahya dan lahirlah kepercayaan
yang sekarang menjadi agama.
·
Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Merupakan produk manusia
sebagai Homo Socius, Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal,
maka disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
·
Sistem Pengetahuan
Merupakan produk manusia
sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri,
disamping itu didapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia mengingat-ingat
apa yang telah diketahui kemudian menyampaikan kepada orang lain melalui
bahasa, meyebabkan pengetahuan menyebar luas.
·
Sistem Pencaharian Hidup dan Sistem-Sistem Ekonomi
Sistem Mata Pencaharian
Hidup dan Sistem Ekonomi merupakan produk manusia sebagai homo economicus
menjadikan kehidupan manusia secara umum terus menigkat.
·
Sistem Teknologi dan Peralatan
Merupakan produk dari
manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan dibantu
dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat
dan mempergunakan alat. Dengan alat - alat ciptaannya itulah manusia dapat
lebih mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
·
Bahasa
Merupakan produk dari
manusia sebagai longuens. Bahasa manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk
tanda (kode) yang kemudian disempurnakan dalam bentuk bahasa lisan dan akhirnya
menjadi bentuk bahasa tulisan.
·
Kesenian
Merupakan hasil dari
manusia sebagai homo acsteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebuutuhan
fisiknya, maka dibutuhkan psikisnya untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi
semata-mata memenuhi kebutuhan isi perutnya saja, mereka juga perlu suara yang
merdu, pandangan yang indah, yang semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian.
Bronislaw
Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok
yang meliputi: sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para
anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya,
organisasi ekonomi, alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan
(keluarga adalah lembaga pendidikan utama), organisasi kekuatan (politik).
D. HUBUNGAN ANTARA UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Unsur – unsur kebudayaan diatas dalam kenyataannya
pada kehidupan masyarakat tidak dapat terpisah satu sama lain. Kebudayaan ideal
dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan karya manusia.
Baik itu berupa pikiran, tindakan, maupun ide-ide yang menghasilkan benda
kebudayaan fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik tersebut membentuk lingkungan
hidup yang semakin lama dapat menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya
sehaingga mempengaruhi pola perbuatan dan cara berfikirnya. Adapun
komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
·
Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi)
Teknologi menyangkut
cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan
dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan
masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam
memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau
masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit
mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan
unsur kebudayaan fisik), yaitu: alat-alat produktif, senjata, wadah, alat-alat menyalakan api, makanan, pakaian, tempat berlindung dan
perumahan, alat-alat transportasi
·
Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian
ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di
antaranya: Berburu dan meramu, Beternak, Bercocok tanam
di ladang, Menangkap ikan.
·
Sistem kekerabatan dan organisasi sosial
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat
penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat
dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang
bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa
keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota
kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman,
bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa
macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar
seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di
masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan
keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan
sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang
tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana
partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama,
manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
·
Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan
budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau
berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat),
dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau
orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan
dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi
menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai
alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan
fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan
sehari-hari, mewujudkan seni
(sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
·
Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika)
yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati
dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai
cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang
sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.
·
Sistem Kepercayaan
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan
fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap
rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan
adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga
mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan
itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat
dilepaskan dari religi atau
sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.
Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali
terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion,
yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti
"menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam
sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus
Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut: ... sebuah institusi
dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan
menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap
yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti
"10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam
agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti
misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.
Tiga agama besar, Islam, Kristen dan Yahudi, sering
dikelompokkan sebagai agama Samawi atau agama Abrahamik. Ketiga agama tersebut memiliki
sejumlah tradisi yang sama namun juga perbedaan-perbedaan yang mendasar dalam
inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang besar dalam kebudayaan
manusia di berbagai belahan dunia.
Agama dan filosofi seringkali saling terkait satu
sama lain pada kebudayaan Asia. Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal
dari India dan China, dan menyebar di sepanjang benua Asia melalui difusi
kebudayaan dan migrasi.
Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling
padat se-Asia, dua aliran filosofi politik tercipta. Mahatma Gandhi memberikan pengertian baru tentang Ahimsa, inti dari kepercayaan Hindu
maupun Jaina, dan memberikan definisi baru
tentang konsep antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang sama, filosofi komunisme Mao Zedong menjadi sistem
kepercayaan sekuler yang sangat kuat di China.
Agama tradisional, atau kadang-kadang disebut
sebagai "agama nenek moyang", dianut oleh sebagian suku pedalaman di Asia, Afrika, dan Amerika. Pengaruh bereka cukup besar;
mungkin bisa dianggap telah menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi
agama negara, seperti misalnya agama Shinto. Seperti kebanyakan agama
lainnya, agama tradisional menjawab kebutuhan rohani manusia akan ketentraman
hati di saat bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah dan menyediakan
ritual yang ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.
American
Dream, atau "mimpi orang
Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah kepercayaan, yang
dipercayai oleh banyak orang di Amerika Serikat.
Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa
memedulikan status sosial, seseorang dapat mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan
bahwa Amerika Serikat adalah sebuah "kota di atas bukit"
(atau city upon a hill"), "cahaya untuk negara-negara" ("a
light unto the nations"), yang memiliki nilai dan kekayaan yang telah
ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya.
Agama sering kali mempengaruhi pernikahan dan
perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada
pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji
pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima
pernikahan mereka. Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu
kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian.
·
Sistem
ilmu dan pengetahuan
Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu
yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh
semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman,
intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang
bersifat empiris (trial and error).
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
pengetahuan tentang alam,
pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan di sekitarnya, pengetahuan
tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia, pengetahuan
tentang ruang dan waktu.
E. WUJUD dan KOMPONEN BUDAYA
Masalah lain yang juga
penting tentang kebudayaan adalah wujudnya. Wujud kebudayaan tersebut adalah
sebagai berikut :
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan
dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
- Kompleks Gagasan, Konsep, dan Pikiran Manusia
(Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
- Kompleks Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
- Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki
beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
- Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
- Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional. - Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier - Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi. - Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut. - Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
F. ORIENTASI
NILAI BUDAYA
Menurut C. Kluckhon dalam karyanya Variations in
Value Orientation sistem nilai udaya secara universal menyangkut lima masalah
pokok kehidupan manusia,yaitu :
·
Hakekat
Hidup Manusia hakekat, Hidup setiap kebudayaan berbeda secara exstern. Seperti
bcrusaha memadamkan hidup,menganggap kelakuan hidup tertentu sebagai suatu hal
yang baik.
·
Hakekat
karya Manusia, Kebudayaan hakekatnya berbeda-beda ada yang bertujuan u-ntuk
hidup,dan lain sebagainya.
·
Hakekat
waktu Manusia, Hakekat waktu setiap budaya berbeda,ada yang mementingkan
orientasi masa lampau dan mementingkan orientasi masa kini.
·
Hakekat
Alam Manusia, Manusia memiliki anggapan yang berbeda,ada yang beranggapan
kebudayaan harus mengeksploitasi alam dan ada pula yang beranggap manusia harus
harmonis dengan alam.
·
Hakekat
Hubungan Manusia, Mementingkan hubungan antar sesamanya dan orientasi pada
tokoh,yang berpandanga individualis ditinggalkan saja.
G. PERUBAHAN
KEBUDAYAAN
Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam
keadaan berubah. Sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif yang terisolasi
dari berbagai hubungan dengan masyarakat lainnya. Tidak ada kebudayaan yang
statis, semua kebudayaan memiliki dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan
adalah gerak manusia yang hidup dalam
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.
Terjadinya gerak perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu :
·
Sebab-sebab
yang berasal dari masyarakat dan kebudayaanya sendiri. Misalnya perubahan jumlah
dan kompisisi penduduk.
·
Sebab-
sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka cenderung berubah lebih cepat,seperti masuknya budaya barat
yang mempengaruhi masyarakat Indonesia.
Perubahan kebudayaan atau akurasi terjadi apabila
suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur
suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur
kabudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan itu
sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Perubahan kebaudayaan ialah perubahan yang terjadi
dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah
warga masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang
digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa
keindahan (kesenian), dan bahasa.
Proses akulturasi di dalam sejarah kebudayaan
terjadi dalam masa-masa silam. Biasanya suatu masyarakat hidup bertetangga
dengan masyarakat lainnya dan diantara mereka terjadi hubungan-hubungan. Pada
saat itu lah kebudayaan saling menyusup.
Masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan
lainnya. Dapat terjadi dengan dua cara:
·
Secara damai (pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.
Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan
tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya
masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan
hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara
damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau Sintesis.
Akulturasi adalah
bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru tanpa
menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur
yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India.
Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga
membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah
bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan
baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
·
Secara kekerasan (violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan
merusak. Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman
penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan
yang merusak keseimbangan dalam masyarakat.
Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya
dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda
masih melekat di Indonesia antara lain pada sistem pemerintahan Indonesia.
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu
unsur kebudayaan baru,diantaranya :
·
Terbatasnya
kontak dengan masyarakat luar disebabkan karena masyarakat yang terlalu menutup
diri dengan lingkungan luar.
·
Pandangan
hidup dan nilai-nilai dominan pada suatu kebudayaan ditentukan oleh agama,maka
penerimaan unsur baru mengalami hambatan yang harus diukur dengan ukuran yang
berlandas agama.
·
Corak
struktur sosial masyarakat menentukan proses penerimaan kebudayaan sehingga
system otoriter sukar menerima unsur budaya baru.
·
Unsur
budaya yang diterima jika sebelumnya sudah ada unsur budaya lain yang menjadi
landasan bagi unsur kebudayaan yang baru tersebut.
·
Mudah
dibuktikan kegunaanya oleh masyarakat yang bersangkutan bila unsur baru
memuliki kegiatan yang terbatas.
Dengan demikian proses akulturasi yang berjalan
dengan baik dapat menghasilkan integrasi antara unsur-unsur kebudayaan asing
dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Sehingga unsur kebudayaan asing tidak
lagi dirasakan sebagai hal yang luar biasa, akan tetapi dianggap sebagai
unsur-unsur kebudayaan itu sendiri. Unsur-unsur asing yang diterima tentunya
terlebih dahulu mengalami proses pengolahan, sehingga bentuknya tidak asli
seperti semula.
H. HUBUNGAN
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungan antara manusia dan
kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan
obyek yang dilaksanakan manusia. Dari sisi lain hubungan antar manusia dan
kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan manusia dan masyarakat
yang dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga
tahap, yaitu :
·
Eksternalisasi,
yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunia.
Melalui eksternalisai ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.
·
Obyektivitas,
yaitu proses masyarakat menjadi realitas obyektif, menjadikan suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian
masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi,bahkan membentuk
perilaku manusia.
·
Internalisasi,
yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa
manusia mempelajari kembali masyarakatnya agar dia dapat
hidup baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang
dibentuk oleh masyarakat.
Manusia
dan kebudayaan mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada
kondisi saat ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul,
manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan
pembatasan masalah dan waktu. Agar penganalisaan dapat dilakukan dengan cermat.
I. CARA PANDANG TERHADAP KEBUDAYAAN
Kebudayaan dapat
dipandang dari beberapa aspek yang terdapat didalamnya, aspek-aspek tersebut
antara lain sebagai berikut :
·
Kebudayaan sebagai peradaban
Kebanyakan orang memahami gagasan
"budaya" yang dikembangkan di Eropa pada abad ke-18 dan awal abad
ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya
ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang
dijajahnya.
Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai
"peradaban" sebagai lawan kata dari "alam". Menurut cara pikir ini,
kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu
kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.. Pada prakteknya, kata kebudayaan
merujuk pada benda-benda dan aktivitas yang "elit" seperti misalnya memakai baju yang berkelas, fine art, atau
mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk
menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari
aktivitas-aktivitas di atas.
Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa
musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa
seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan
ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah
"berkebudayaan".
Orang yang menggunakan kata "kebudayaan"
dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya
bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di
seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang
berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang
"tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang
lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih
"alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari kebudayaan tingkat tinggi (high
culture) untuk menekan pemikiran "manusia alami" (human nature)
Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk
memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep monadik yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa
kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan
elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang
tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan
sebagai kultur
populer (popular culture) atau pop
kultur, yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi
oleh banyak orang.
·
Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum"
Selama Era Romantis, para
cendekiawan di Jerman,
khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan nasionalisme - seperti
misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan Jerman, dan perjuangan nasionalis dari
etnis minoritas melawan Kekaisaran Austria-Hongaria - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang
umum".
Pemikiran ini menganggap suatu budaya dengan budaya lainnya memiliki
perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat
diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan
antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau
kebudayaan "primitif."
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi
telah memakai kata kebudayaan
dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa
setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta
kebudayaan.
Pada tahun 50-an, subkebudayaan - kelompok
dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan
subyek penelitian oleh para ahli sosiologi. Pada abad ini
pula, terjadi popularisasi ide kebudayaan perusahaan -
perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja organisasi atau tempat
bekerja.
·
Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi
Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa
(suatu) kebudayaan adalah sebuah produk
dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan
kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan tribalisme.
J. BUDAYA
DI MASYARAKAT
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (sub-kultur), yaitu sebuah kebudayaan
yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari
kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, di
antaranya karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender,
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika
berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli.
Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan
kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang
datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar
budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.
- Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda
kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
- Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan
kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada
dalam masyarakat asli.
- Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan
asli tanpa campur tangan pemerintah.
- Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran
dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan
berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.
K. BUDAYA MENURUT WILAYAH
Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi,
hubungan dan saling keterkaitan kebudayaan-kebudayaan di dunia saat ini sangat
tinggi. Selain kemajuan teknologi dan informasi, hal tersebut juga dipengaruhi
oleh faktor ekonomi, migrasi, dan agama. Berikut ini adalah beberapa
kebudayaan tersebar di dunia berdasarkan wilayahnya, yaitu sebagai berikut :
·
Afrika
Beberapa kebudayaan di benua Afrika terbentuk
melalui penjajahan Eropa, seperti kebudayaan Sub-Sahara. Sementara itu, wilayah
Afrika Utara lebih banyak terpengaruh oleh kebudayaan Arab dan Islam.
·
Amerika
Kebudayaan di benua Amerika dipengaruhi oleh suku-suku Asli
benua Amerika; orang-orang dari Afrika (terutama di Amerika Serikat), dan para
imigran Eropa terutama Spanyol, Inggris, Perancis, Portugis, Jerman, dan Belanda.
·
Asia
Asia memiliki berbagai kebudayaan
yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut
memiliki pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan lain, seperti misalnya
pengaruh kebudayaan Tiongkok kepada kebudayaan Jepang, Korea, dan Vietnam. Dalam bidang agama, agama Budha dan Taoisme banyak memengaruhi kebudayaan di
Asia Timur. Selain kedua Agama tersebut, norma dan nilai Agama Islam juga turut memengaruhi
kebudayaan terutama di wilayah Asia Selatan dan tenggara.
·
Australia
Kebanyakan budaya di Australia masa kini berakar
dari kebudayaan Eropa dan Amerika. Kebudayaan Eropa dan Amerika
tersebut kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan benua Australia, serta
diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua Australia, Aborigin.
·
Eropa
Kebudayaan Eropa banyak terpengaruh oleh kebudayaan
negara-negara yang pernah dijajahnya. Kebudayaan ini dikenal juga dengan
sebutan "kebudayaan barat". Kebudayaan ini telah diserap oleh
banyak kebudayaan, hal ini terbukti dengan banyaknya pengguna bahasa Inggris
dan bahasa Eropa lainnya di seluruh dunia. Selain dipengaruhi oleh kebudayaan
negara yang pernah dijajah, kebudayaan ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan
Yunani kuno, Romawi kuno, dan agama Kristen, meskipun kepercayaan akan agama
banyak mengalami kemunduran beberapa tahun ini.
·
Timur
Tengah dan Afrika Utara
Kebudayaan didaerah Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini
kebanyakan sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma agama Islam, meskipun tidak hanya agama
Islam yang berkembang di daerah ini.
L. BUDAYA DI INDONESIA
Budaya
di Indonesia disebuat kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang
diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yaitu :
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang
kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan
yang berbudaya.
Kebudayaan
nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari
kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin
dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada
kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional,
serta bahasa nasional.
Kebudayaan
daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini
beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:
·
Rumah adat
Contoh rumah adat di Indonesia diantaranya : Rumoh Aceh dan Rumah Krong Bade (Aceh), Rumah Gadang (Sumatera Barat), Rumah Belah Bubung
(Riau), Rumah Kesepuhan (Jawa Barat dan Banten), Rumah Kebaya (Jakarta), Rumah
Joglo (Jawa Tengah dan Jawa Timur), Tanean Lanjhang (Madura), Gapura Candi
Bentar (Bali), Bandayo Po Boide (Gorontalo), Honai (Papua), dan lain
sebagainya.
·
Tarian
Tarian
Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya Indonesia.
Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari akar
budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi.
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di
Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau
akademi seni yang dijalankan pemerintah.
Untuk
keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam
berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era
kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan
pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan
tradisinya, tarian Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan
tari kontemporer.
·
Lagu
Lagu
daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat
daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini
tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu
kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan
saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya
masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.
Selain
lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik
yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan.
Perbedaan
antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan
ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu
kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah
yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf
Soepratman.
·
Musik
Musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu
bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik
suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa
berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari
Pulau Rote, angklung dari
Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang
kompleks dari Jawa dan Bali
Di
Indonesia musik sangat beragam dikarenakan
oleh suku-suku di
Indonesia
yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya memiliki
budaya dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan jenis musik,
kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik
tradisional yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut.
·
Kesenian
Terdapat beberapa kesenian yang terdapat di
wilyah nusantara. Yang pertama adalah seni gambar. Contoh seni gambar yaitu
wayang (Jawa) dan Tortor (Sumatera Utara), yang kedua ada Seni patung. Contoh
seni patung adalah patung buto (Jawa), Garuda wisnu kencana (Bali), dan Asmat
(Papua).yang ketiga adalah Seni Suara.Berikut contoh seni suara adalah Sinden (Jawa) , Talibun (Sumatera Utara), Dikli (Gorontalo). Dan yang terakhir
adalah Seni Sastra. Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi
berbagai macam karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri
mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan
sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra
Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan
Indonesia.
Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah
satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka
sastra ini dapat juga diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa negara berbahasa
Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.
·
Pakaian Adat
Seperti yang kita ketahui
banyak pakaian adat yang beraneka ragam di wilayah nusantara yang masing-
masing memiliki ciri khas tersendiri. Berikut contoh daftar pakaian adat di Indonesia: Kain Cual, Paksian
dan Sungkon
(Bangka Belitung), Songket dan Aesan Gede (Sumatera
Selatan), Baju Koko
dan Caping Kebaya Encim/Hwa Kun dan Kembang
Goyang (Jakarta), Baju Batik, Beskap dan Blangkon, Kebaya, Dodotan (Jawa), Tenun Ikat, Pakaian Tais, Beti / Taimuti (Nusa Tenggara Timur), King Baba, King Bibinge, Burai King Burai (Kalimantan Barat), Baju Cele (Maluku), dan lain sebagainya.
·
Makanan
Masakan
Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000
pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum
dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari
rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan
dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal
seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada
dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi
lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai
contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas
penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar.
·
Film
Berdirinya
bioskop pertama di Indonesia pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar
Idoep yang menayangkan berbagai film bisu menjadi awal era perfileman di
Indonesia. Film bisu tahun 1926 yang berjudul Loetoeng
Kasaroeng
dan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L. Heuveldorp adalah film pertama yang di buat pertama
kalinya di Indonesia Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum
ada dan masih merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
Perfilman
Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di
negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film yang terkenal pada saat
itu antara lain, Catatan si Boy, Blok M dan masih banyak film lain.
Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, Desy Ratnasari.
Selain
film-film komersil, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil
memenangkan penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet. Selain dari itu ada juga film yang
dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang kehidupan anak jalanan. Tersebut
juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena
diangkat dari kisah nyata. Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang turut serta meramaikan
kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film
Indonesia
juga kembali diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
Sekian Pembahasan saya mengenai budaya, mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan dan kata-kata. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan saya pada khususnya. Sekian dan Terimakasih.
Sumber :